Jumat, 15 April 2011

DRAMATISASI KEHIDUPAN MUSLIM


Sheh Sulhawi Rubba

DRAMATISASI  KEHIDUPAN MUSLIM
DALAM AMALIAH MANASIK HAJI


Assalamualaikum wr wb.
Alhamdulillah, perjuangan para mujahid dakwah yang tidak pernah berhenti, sejak pagi sampai malam setiap hari, selama 14 abad di pelbagai tempat. Atas jasa mereka itu, jumlah umat Islam terus bertambah setiap saat dan tersebar di seluruh penjuru jagad, dari kota metropolitan sampai ke desa yang terpencil. Hasilnya, dalam sebuah penelitian ilmuwan Amerika (Pew Forum on Religion  and Public Life), bahwa pada awal abad ini, jumlah umat Islam di muka bumi, sudah mencapai lebih dari 1,57 miliar orang. Dengan itu, berarti dalam setiap 4 orang penduduk dunia terdapat seorang muslim (24 persen dari 6,8 miliar). Dilaporkan juga, bahwa jumlah umat Islam di German lebih banyak dari umat Islam di Lebanon. Demikian pula kedudukan jumlah umat Islam di Amerika Serikat sudah berada pada urutan kedua setelah penganut agama Nasrani (Kristen). Sedangkan di Asia dari Turki ke Indonesia, 2 orang adalah muslim dari 3 orang penduduk.
Indonesia yang berpenduduk 210 juta orang, saat ini 88 persen adalah muslim. Dengan itu, sekitar 15 persen umat Islam di dunia, berdomisili di nusantara. Setiap muslim tersebut, bagi yang telah memenuhi syarat, mereka diwajibkan menunaikkan manasik haji, rukun Islam yang kelima. Hal ini sebagaimana dinukilkan dalam kitab suci al-Quran, Surat Ali Imran ayat 97. Allah berfirman :

Ï

“Dan menjadi kewajiban bagi manusia terhadap Allah untuk mengunjungi Baitullah (ibadah haji), yaitu bagi siapa saja yang mampu diantara mereka. Dan siapa yang ingkar, maka Allah tidak membutuhkan siapapun dari penduduk alam”  

Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamd
Dalam catatan sejarah, kewajiban manasik haji tersebut terhitung sejak tahun ke 9 hijriah. Dalam kewajiban tunaikan haji ini berbeda dengan kewajiban lainnya, setiap muslim hanya diwajibkan sekali saja seumur hidup. Kemudian, kalau dihitung, setiap tahun terdapat 2 juta orang yang tawaf di Kakbah, maka dalam waktu 10 tahun terakhir (tahun 2000 sd 2009 M) sudah sekitar 20 juta orang yang pernah wukuf di Padang Arofah. Demikian pula umat Islam Indonesia yang sudah ke tanah suci, bila setiap tahun tercatat 200 ribu orang, maka selama 10 tahun sudah mencapai 2 juta orang. Diperkirakan saat ini,.dari setiap 20 orang muslim Indonesia, terdapat seorang bergelar haji. (20:1)
Dalam masalah manasik haji tersebut, terhitung mulai Kamis kemarin sampai Senin (9-13 Zulhijah 1430), semua jamaah haji yang berasal dari seluruh penjuru dunia, telah berkumpul dan wukuf di Padang Arofah. Pada hari ini ,Jumat, mereka sudah mulai melakukan jamarat (melempar batu kerikil) di Mina.
Pada tahun ini dilaporkan, bahwa sekitar 2,5 juta orang yang wukuf di Padang Arofah, 9 persen dari jamaah haji itu (210 ribu orang) berasal dari Nusantara. Diantara mereka itu, sebagian berasal dari Jawa Timur yang di dalamnya termasuk jamaah haji dari Kecamatan Tempeh Lumajang. Pada hari ini dan di tempat ini, kita semua yang hadir disini, mari berdoa bersama, mendoakan mereka “Semoga tetap sehat walafiat dan selamat pulang kembali ke tanah air, dengan membawa predikat “Haji Mabrur”. Mereka yang berpredikat Haji Mabrur, baginya berhak menikmati alam surgawi, Rasulullah bersabda, “Hajun mabrur laysa lahu jazaun illal jannah”.

Allahuakbar Allahuakbar walillahilhamd
Sesungguhnya, manasik haji itu termasuk salah satu jihad  dalam Islam. Bentuk jihadnya adalah melakukan tapak tilas sejarah kehidupan para nabi dan rasulullah, seperti Wukuf, Jumrah, Tawaf, Sai dan rukun-rukun haji lainnya. Padang Arafah yang merupakan tempat wukuf para jamaah haji adalah tempat perjumpaan kembali Nabi Adam AS dan istrinya Siti Hawa, setelah mereka terusir dari taman surga, karena tergiur rayuan Iblis. Kemudian, kedua insan itu berdomisili di desa Bakka (kota Mekkah), disitu mereka melahirkan puluhan dan ratusan anak cucu dan cicitnya.
Diyakini, bahwa kota Mekah tersebut, adalah pusat bumi (centre of earth) yang ditandai dengan sebuah bangunan bernama Kakbah (salah satu dari 7 keajaiban dunia). Para ilmuwan barat yang berhasil membuat peta dunia, menamakan jazirah Arab dengan Middle East (Timur Tengah). Hal ini adalah sebuah pengakuan ilmiah terhadap eksistensi Kakbah sebagai pusat bumi. Dalam hal ini, Muhammad Rasulullah 14 abad yang silam telah menetapkan Kakbah sebagai kiblat salat bagi kaum muslimin di seluruh dunia, sebagai pengganti Baitulmaqdis (Masjidilaqsa) di Palestina.
Adapun bangunan Kakbah yang berukuran sekitar (10.02 x 10.58 x 15.00 m) saat ini, monumen pusat bumi ini konon yang pertama kali membangunnya adalah para malaikat, 2000 tahun sebelum Nabi Adam diciptakan. Kemudian pembangunannya dilanjutkan oleh Nabi Adam AS sendiri, lalu disempurnakan Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS sekitar 50 abad yang silam. Eksistensi Kakbah tersebut sebagai sentra tawaf, sudah dimulai sejak Nabi Adam AS, yang kemudian disyariatkan Nabi Muhammad Saw menjadi salah satu rukun manasik haji dan umrah.

Allahuakbar-Allahuakbar Walillahilhamd
Dalam teori komunikasi, seseorang yang ingin menyampaikan pesan kepada orang lain, baik lisan maupun tertulis, dia akan menggunakan beberapa simbol dan lambang-lambang. Demikian pula SWT untuk menyampaikan pesan kepada umat manusia tentang eksistensi dirinya sebagai Tuhan Yang Maha Segalanya, yang terangkum dalam 99 Asmaulhusna. Allah Swt menggunakan simbol berupa miliaran makhluk di jagad raya ini, dari yang paling kecil seperti Atom sampai dengan yang paling besar seperti planet Matahari. Dari makhluk yang paling sederhana seperti cacing sampai dengan makhluk yang paling sempurna seperti insan.
Teori komunikasi ini, juga dilakukan aparat pemerintah (DLLAJR) yang ingin menyampaikan pesan kepada semua pengguna jasa jalan raya. Tujuannya, supaya mereka tertib, aman dan selamat di jalan raya. Dalam hal ini, aparat menggunakan rambu-rambu lalu lintas seperti traffic light (lampu warna merah, kuning dan hijau) dan sederet rambu-rambu lainnya (simbol parkir, larangan stop, belok ke kiri, ke kanan, tanjakan, tikungan, dll)

Allahuakbar- Allahuakbar Walillahilhamd
Manasik haji adalah simbol dari dramatisasi kehidupan kaum muslimin (orang-orang selamat di di dunia dan akhirat) yang diaktualisasikan dalam bentuk ritual ibadah, dengan para pelaku (aktor) umat Islam itu sendiri, seperti yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW. Dramatisasi ini dilaksanakan pada setiap akhir tahun hijriah, selama 5 hari berturut-turut, yaitu pada 9 sampai dengan 13 Zulhijah.
Pelaksanaan manasik haji ini menjadi ilham (inspirasi) bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan 5 hari kerja efektif (Senin sd Jumat) bagi para pegawai negeri sipil. Kebijakan tersebut, diawali dari ibu kota Jakarta dan ibu kota lainnya di seluruh tanah air Indonesia. Sedangkan kebijakan 6 hari kerja, diilhami oleh informasi al-Quran, bahwa Allah Swt menciptakan jagad raya ini selama 6 hari tuntas, kemudian pada hari ke 7 (Sabtu) beristirahat.
Mekah sebagai kota tertua di muka bumi dan sekaligus kota suci bagi umat Islam (QS. 3:96). Kota ini adalah simbolis tempat tinggal dan tempat keberadaan umat Islam. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menetapkan kebijakan bahwa non muslim terlarang memasuki kota Mekah.
Atas kebijakan tersebut, maka searang oreintalis Belanda yang bernama Prof. Snouck Hugronje yang berperan sebagai penasehat politik pemerintah kolonial Belanda di Indonesia. Ketika dia mau belajar untuk memahami nilai-nilai kebenaran ajaran Islam di kota suci Mekah, dia harus menyatakan dirinya sebagai muslim terlebih dahulu, dengan mengucapkan dua kalimah syahadat.
Dalam hal ini format dan artsitektur Mekah dan Masjidilharam (Kakbah) adalah contoh yang terbaik dalam format arsitek pembangunan tempat tinggal bagi setiap keluarga muslim, yaitu  di dalam rumahnya harus terdapat musola sebagai ruang khusus bagi anggota keluarga untuk beribadah.
Kakbah sebagai kiblat, adalah simbol kesatuan arah bagi umat Islam di seluruh dunia dalam pelaksanaan ibadah salat. Maksud yang terkandung di dalamnya, bahwa semua bentuk amal ibadah yang dilakukan umat Islam harus terfokus pada hanya satu tujuan yaitu Mardotillah. Dalam upaya untuk mencapai titik mardotillah itu, maka semua bentuk amal ibadah harus sesuai dengan tuntunan Islam, yaitu berdasarkan pada al-Quran dan al-Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam.
Dalam hal ini, umat Islam diajari berdoa seperti dalam bacaan salat yang terkandung dalam Surat al-Fatihah. Demikian pula manasik haji yang dilaksanakan selama 5 hari berturut-turut. Pelaksanaan manasik haji tersebut adalah sebuah bentuk dramatisasi kehidupan setiap muslim di alam dunia ini.



Allahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd
Dalam dramatisasi yang bertemakan manasik haji (syariat), terkandung hikmah (pelajaran berharga) yang luar biasa. Hikmah tersebut seharusnya dipelajari, dipahami, diresapi, dihayati dan direnungkan serta dipikirkan oleh umat Islam, kemudian diamalkan dalam wujud perbuatan dan perkataan dalam kehidupan sehari-hari.
Refleksi dari pengamalan terhadap nilai-nilai kebenaran Islam tersebut, yang terangkum dalam ajaran akidah dan syariah, dinamakan akhlak. Mereka yang berakhlak mulia (akhlaqulkarimah) mendapatkan predikat Insan Kamil (manusia paripurna). Kemudian mereka yang melaksanakan manasik haji sesuai syariat, mereka berhak disebut Ha Mim (Haji Mabrur).
Predikat haji yang mabrur mengandung makna citra hidup yang terhormat di tengah masyarakat, seperti yang diteladankan Rasulullah yang bernama Muhammad (orang yang terpuji dan laik mendapatkan pujian) yaitu nabi, yang lahir di Mekah dan wafat di Madinah, 14 abad yang silam. Rasulullah bersabda, bahwa tanda-tanda haji yang mabrur, yaitu bersifat dermawan dan berprilaku baik di tengah kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan beragama (afsyus-salam wa ith’amu tho’am).
Mereka yang berakhlak mulia tersebut, akan terbebas dari berbagai macam gosip, celaan dan caci maki anggota masyarakat. Hal itu disimbolkan dalam citra kesucian dalam bentuk pakaian ihram (pakaian kehormatan) yang berwarna putih tanpa jahitan.
Di dalam perjalanan hidup ini, jika ingin aman dan selamat, maka setiap muslim harus selalu waspada (takwa). Dalam kewaspadaan itu, ada keharusan meluangkan waktu untuk mengoreksi apa saja yang sudah dilakukan kemarin dan memprogram apa saja yang akan dilakukan esok hari. Hal ini diwujudkan dalam simbol melaksanakan Wukuf di Padang Arofah. Nabi bersabda bahwa puncak ibadah haji itu adalah di Padang Arafah (al-hajj al-Arofah).

Allahuakbar- Allahuakbar Walillahilhamd
Haji dalam Bahasa Arab mengandung arti arah dan tujuan. Adapun arah tujuan hidup umat Islam adalah terminal akhir lingkaran mardotillah. Dalam menuju terminal tersebut, supaya tidak tersesat ke arah lain yang dimurkai Allah SWT, maka setiap muslim harus melakukan jihad akbar (peperangan melawan hawa nafsu di dalam dirinya sendiri). Peperangan tersebut disimbolkan dalam bentuk Jamarat  (melempar) di Mina, sebanyak 70 butir batu krikil. Lemparannya dilakukan berulang kali, setiap lemparan ditentukan sebanyak 7 butir batu krikil.
Bilangan angka 7 tersebut, adalah bilangan yang menunjukkan jumlah hari dalam kehidupan di alam ini, yaitu hari Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Selama itu pula umat Islam harus melawan setiap bentuk kejahatan (nahi munkar). Dan sebaliknya, mereka harus berusaha keras melakukan segala bentuk kebajikan di tengah masyarakat (amar makruf). Perjuangan hidup tersebut, disimbolkan dengan Tawaf di kakbah  sebanyak 7 kali keliling. Maksudnya, bahwa  hidup di alam dunia ini hanya berputar-putar dari Ahad sampai Sabtu. Setelah Sabtu, kembali lagi ke Ahad, dan begitulah seterusnya sampai manusia itu wafat.
Kemudian selama 7 hari tersebut, manusia harus berusaha mencari rizki yang halal dan baik (halalan toyiban), sesuai dengan syariat Islam. Dalam usaha tersebut, pasti melalui lika-liku perjalanan, yang kadang-kadang bertolak belakang, seperti mereka yang berprofesi sebagai pedagang. Mereka itu pasti pernah mengalami untung dan rugi, senang dan susah dan lain sebagainya. Perjalanan yang bertolak belakang tersebut, termasuk sehat dan sakit, adalah hukum alam (sunnatullah). Hal ini disimbolkan dalam ibadah Sai, yaitu jalan cepat (lari kecil) dari Sofa ke Marwah, kemudian kembali lagi dari Marwah ke Sofa, sebanyak 7 kali pulang pergi (bolak balik).
Mereka yang beruntung dalam berbagai macam usaha, seperti para politikus yang ditakdirkan Allah menduduki kursi empuk dalam jabatan terhormat seperti Raja, Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, Kepala Desa dan berbagai jabatan politik lainnya. Dengan kedudukan yang sangat terhormat itu, mereka tidak boleh sombong dan takabur. Larangan bersifat tidak terpuji seperti itu  disimbolkan dengan kewajiban Tahalul yaitu mencukur kepala atau memotong minimal 3 helai rambut. Rambut itu adalah  mahkota bagi setiap orang yang harus selalu dirawat setiap saat.

Allahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd
Manusia itu sekalipun disebut makhluk Allah yang paling sempurna, ketika dibandingkan dengan mahkluk yang lain. Mereka itu juga mendapatkan predikat hayawan natiq, artinya hewan yang berakal, atau hewan yang berpikir, atau hewan yang memproduksi televisi. Manusia yang hidup untuk makan dan makan untuk hidup, mereka ini hakikatnya sama dengan binatang.
Kalau dicermati dengan sirius, dalam kehidupan bermasyarakat, sering ditemukan tentang berbagai sifat dan karakter umat manusia yang berkarakter hewan (binatang). Sebagian ada yang bersifat seperti Kera (serakah). Babi (najis), Belut (licik), Domba, Ular dan lain sebagainya. Sifat-sifat hewani tersebut harus dibuang dan dihilangkan, dengan simbol kewajiban berqurban, yaitu memotong ternak, seperti kewajiban membayar dam (denda) dengan memotong domba.
Hikmah lain dari kewajiban memotong hewan qurban (onta, sapi, kambing, dll), adalah wujud dari kepedulian umat Islam terhadap problema sosial, yaitu adanya ketulusan hati mengeluarkan sebagian dari rizki yang dimiliki para agnia untuk membantu kaum duafa (fakir miskin, anak yatim, korban bencana alam, anak jalanan dll). Selain itu, memberikan peluang pengembangan usaha bagi para petani dan para pedagang hewan ternak.
Lebih dari itu, dalam banyak hal terkandung multi makna dalam peristiwa pemotongan hewan qurban. Di dalamnya terdapat prinsip ideal, yaitu  lebih baik mengalirkan darah hewan dari pada meneteskan darah manusia, seperti dalam kisah Nabi Ibrahim AS yang akan menyembelih putranya Nabi Ismail AS, 5000 tahun yang lalu, yang kemudian, ternyata realisasinya digantikan Allah dengan menyembelih seekor domba.

Allahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd
Selain itu, kewajiban lainnya adalah melaksanakan ibadah salat wajib dan berbagai macam salat sunah. Pelaksanaan salat tersebut, harus dengan khusyuk dan sesuai dengan syariat yang dirumuskan dalam ilmu fikih. Ibadah salat tersebut adalah wujud dari kewajiban manusia, agar selalu berkomunikasi kepada al-Khaliq (hablun minallah), dengan menyadari eksistensi dirinya adalah makhluk yang lemah, kecil dan kerdil. Yang Maha Besar itu hanya Allah SWT, dalam ungkapan takbir Allahu Akbar.
Dalam pelaksanaan (amaliah) hubungan sesama ,makhluk di alam ini, diwajibkan kepada umat Islam seperti mereka melaksanakan salat yang khusyuk tadi. Maksudnya dalam melakukan segala ssuatu yang bersifat duniawi, mereka harus tetap berpegang pada aturan yang ditentukan syariat.
Aturan yang dimaksud itu, adalah peraturan yang ditetapkan pemerintah (undang-undang) dan aturan yang ditetapkan anggota masyarakat (adat istiadat), selain dari syariat Islam. Dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan sirius (khusyuk), konsisten (istqomah) dan bertanggung jawab, seperti mereka melakukan masalah ukhrawi yang disimbolkan dalam ibadah salat. Demikian yang disebut akhlak dalam Islam, yaitu kepatuhan umat terhadap semua aturan yang ditetapkan agama (aturan global), pemerintah (aturan nasional) dan masyarakat (aturan lokal). Hal ini seperti yang difirmankan Allah dalam al-Quran Surat al-Nisa, ayat 59.



“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu semua kepada peraturan Allah, peraturan Rasul dan peraturan para penguasa di antara kamu”

Allahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd
Demikianlah beberapa hikmah (filosofi) yang bisa ditarik dari hakikat manasik haji yang disyariatkan dalam Islam. Segala macam yang dinamakan hakikat, selalu tidak tampak, dan tidak kelihatan dengan mata kepala, tetapi bisa dinikmati dan dirasakan di dalam hati. Perbedaan syariat dan hekekat itu, seperti buah kelapa dan santannya. Buah kelapa itu adalah syariatnya, sedangkan hakikatnya adalah gizi dan vitamin, yang terkandung dalam santannya..
Selama ini kajian tentang masalah manasik haji dan umrah. Pada umumnya dikaji dari tinjauan syariat. Sangat jarang bahkan tidak pernah sama sekali dikaji dari tinjauan hakikat dalam setiap kali pertemuan di forum bimbingan manasik haji. Maka dengan itu, mereka yang memahami hakikat manasik haji dan umroh, tentu jumlahnya sedikit sekali. Kebenarannya wallahuaklam.

Allahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd
Dalam kajian masalah syariat dan hakikat ini, keduanya tidak mungkin dipertemukan, tetapi harus selalu digandengkan seperti eksistensi dua jalur rel kereta api. Dalam memahami makna syariat dan hakikat tersebut, bisa dikaji dari status kita sebagai umat manusia  di alam dunia ini. Dalam pandangan syariat, bahwa setiap anak yang dilahirkan, statusnya adalah milik kedua orang tuanya (ayah dan ibunya), tetapi dalam pandangan hakikat, status anak tersebut dan kedua orang tuanya  adalah milik Allah.
Selama manusia itu hidup sehat walafiat dan serba kecukupan, maka hukum syariat yang dipegang. Setelah datang musibah dengan berbagai macam bentuknya termasuk wafat, maka hukum hakikat yang berlaku. Jadi sesungguhnya, antara syariat dan hakikat itu, keduanya mengandung nilai kebenaran dan keduanya tidak boleh dipertentangkan dan dilarang saling menyalahkan. Adalah sebuah kesalahan besar, bila orang menilai hakikat dengan standar syariat atau sebaliknya, menilai syariat dengan standar hakikat.
Demikianlah sebuah bentuk ijtihad dalam memahami makna yang tersirat dalam amaliah manasik haji. Disadari, bahwa opini yang disampaikan dalam kesempatan pagi ini tidak populer. Dengan itu, bila terkandung kekeliruan, kami mohon ampun dan maaf, baik kepada al-Khaliq maupun kepada sesama makhluk. Robby ighfirly warhamny warzuqny wajburny warfa’ny wa’afiny wa’fu’anny.
Sekaligus dalam kesempatan ini, kami mohon koreksi kepada para ulama dan cendekiawan muslim yang ahli dalam masalah tersebut. Dalam ijtihad ini, menurut fatwa para hukama (orang-orang bijak), “Lebih baik berbuat dulu, kemudian ternyata salah, dari pada tidak pernah bersalah, karena tidak berbuat sama sekali”

Allahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd
 Marilah kita tutup khutbah ini dengan bacaan doa bersama. Kita mohon kepada Yang Maha Kuasa, ampunan segala dosa, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Kita mohon, agar selalu dalam lindungan-Nya dengan limpahan rahmat dan hidayah Allah, sehingga kita selalu berada di jalan yang benar dan terhindar dari balak bencana. Kita mohon, supaya selalu sehat walafiat, baik jasmani maupun ruhani, sehingga kita bisa menikmati kebahagiaan dalam hidup ini dengan taat beribadah dan berbakti kepada nusa dan bangsa, khususnya berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Selain itu, kita mohon, supaya kita semua tercatat dalam “kitabun marqum” sebagai hamba Allah yang Saleh dan insan Muttaqin. Amien Ya Robbal alamien

Allaahuakbar walillaahilhamd.
Allaahuakbar kabiiran–wa-alhamdulillaahi katsiiran
wasubhaan-allaahi bukratan-wa ashiilaa.
Bismillaahi wa-alhamdulillaahi walaailaahail-lallaah wa-allaahuakbar.
Allaahumma shalli wasallim wabarik ‘alaa nabiullah
saydina muhammad wa ’alaa alihi waashabihi
waman tabi ’ahum biihsaani ilaa yaumid-din.

Yaa Allah, Yaar-Rahman, Yaar-Rahiim,
Kami kaum muslimin dan muslimat,
sedang berkumpul di suatu tempat,
duduk bersimpuh menghadap kiblat.
Kami ucapkan sederet anak kalimat,
doa munajat seribu satu hajad,
buat kami dan umat Muhammad,
yang berada di seluruh penjuru jagad,
yang sedang sakit dan sehat walafiat,
yang kaya raya dan miskin amat,
yang lemah tak berdaya dan yang kuat,
yang pernah maksiat kemudian bertobat,
yang aktif salat wajib ditambah sunnat,
yang rajin berpuasa dan sodakoh zakat,
dan termasuk mereka yang sudah wafat,
yang berstatus mukminin dan mukminat.

Yaa Allah, Yaal-Ghafuur, Yaal-Syakuur,
Kami rangkai doa dengan bertutur,
dari lubuk hati nurani yang jujur.
Kami memang masih kurang bersyukur,
namun jangan dinilai hamba yang kufur.
Kami bergelimang dengan dosa yang keji,
malu rasanya menyatakan diri terpuji,
orang suci seperti para nabi dan wali,
yang selalu terjaga sepanjang hari.
Kami mohon ampunan segala dosa,
dan aneka ragam goresan noda,
yang dilakukan dengan sengaja,
dan salah akibat lupa dan alpa.

Yaa Allah, Yaal-Haliim, Yaal-Hakiim,
Kami mohon taufiq dan hidayah,
rizki yang halal dan toyibah,
keluarga sakinah, mawaddah warahmah,
anak cucu yang saleh dan salehah,
ilmu yang bermanfaat dan barokah,
sabar saat ditimpa musibah dan fitnah,
di akhir hayat husnul khatimah,
lapang dada ketika berinfak sodakoh,
berziarah ke Mekah dan Madinah,
suka cita laksanakan ibadah puasa,

Yaa Allah, Yaas-Salaam, Yaash-Shomad
Kami mohon inayah dan rahmah.
Merasakan kebijakan para ulama,
mendapatkan keadilan para umara,
kekhusyukan dalam ibadah salat,
terwujudkan cita-cita dan hajat,
berpikir dan berzikir setiap saat,
jasmani dan ruhani sehat walafiat,
berjalan lurus tidak tersesat,
tulus ikhlas dalam berjihad,
tertolak ajakan iblis yang terlaknat,
dijauhkan dari segala macam maksiat,
berada di sekeliling para ahli syariat,
aman dan tentram di pelbagai tempat,
selalu dibimbing menuju makrifat,
tertutup aib di tengah masyarakat.

Yaa Allah, Yaal-Mujiib, Yaal-Majiid
Kami sungguh sangat mengharapkan,
semua doa dan hajat terkabulkan,
sekalipun ada yang ditangguhkan.
Baru setumpuk doa yang tersurat,
yang sudah didengarkan para malaikat,
dan masih segunung yang tersirat.
Kami pasrah total dengan tawakal,
setelah berdoa dan banyak beramal.




Yaa Allah, Yaa Rabby, Yaa Waly
Yang mustahil bagi para hamba Mu,
tidak mustahil bagi Yang Maha Tahu.
Laahawla walaa quwata illaa billaahil ‘aliyil ‘aziim

Rabbanaa aatinaa fiddun-ya hasanah,
wafil-aakhirati hasanah,
waqinaa ‘azabbanaar,
wa adkhilnaal-jannata ma’al abraar.
Yaa Azyz Yaa Ghoffaar.
Taqabbal minnaa innaka sami’ud du’aa,
wa innaka ‘alaa kully syai’in qadyr.
Subhaanallaah walhamdulilaah wallaahu akbar.
Amyn ya rabbal ‘alamyn.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Delta Manggalarang, Ahad, 110410

1 komentar:

  1. Merkur 34c Review - The online casino in 2021
    The Merkur 인카지노 34c is one of the very few 메리트카지노 quality adjustable safety razors. The Merkur 34c is also equipped with a variety of choegocasino head plates, allowing for maximum flexibility.

    BalasHapus