Jumat, 15 April 2011

SAFARI KE TANAH SUCI


 SAFARI KE TANAH SUCI


A.   UMRAH RAMADAN
Pada awal abad ke 15 H dan atau awal abad ke 21 M, diberitakan mass media, bahwa jumlah umat Islam di permukaan bumi, sudah mencapai 1,5 miliar jiwa, atau 25 persen dari jumlah penduduk dunia.  Sebagian dari umat Islam tersebut berdomisili di nusantara, yang jumlahnya sekitar 210 juta. Ditegaskan dalam kitab suci al-Quran
kaum muslimin itu diwajibkan bagi mereka yang mampu untuk tawaf di Kakbah atau salat di Baitullah” (QS. Ali Imran, 3 : 97).
Kewajiban tersebut dirumuskan dalam syariat Islam dengan istilah Haji dan Umrah. Manasik Haji hanya dilaksanakan pada 9-13 Zulhijah, sedangkan Manasik Umrah bisa dilaksanakan sepanjang tahun. Pada tahun ini umat Islam Indonesia yang ditakdirkan menunaikan manasik haji sebanyak 224.000 orang. Sebagian dari mereka itu telah mendaftar sebagai calon jamaah haji 5 tahun yang silam. Mereka yang baru mendaftar pada tahun ini, 2010/1431, kesempatan bagi mereka untuk berangkat menunaikan manasik haji ditentukan pada 2016-2017 (1437-1438).
Umat Islam yang ditakdirkan melaksanakan manasik haji dan umrah, mereka pasti melaksanakan salat di Masjidilharam. Nilai pahala salat dan amal kebajikan yang dilakukan di Masjidilharam, nilainya 100.000 lipat dari masjid biasa, kecuali di masjid Nabawi. Hal ini disabdakan Rasulullah dalam hadisnya yang berbunyi ;
”Salat di masjid nabawi lebih baik dari seribu salat di selainnya, kecuali di masjidilharam, dan salat di masjidilharam lebih baik dari seratus ribu salat di selainnya”. 
Mass media seperti televisi yang menyiarkan langsung acara Salat Taraweh di Masjidil Haram dan jamaah haji Wukuf di Padang Arofah. Hal itu menjadi salah satu motivasi bagi umat Islam ingin menunaikan manasik haji dan umrah. Mereka yang menyaksikan acara tv tersebut, bagi yang pernah ke tanah suci ingin sekali kembali lagi ke Baitullah, karena mereka merasa rindu. Demikian pula yang belum pernah sama sekali, ingin merasakan dan menikmati pengalaman spiritual manasik haji dan umrah.
Mengingat begitu panjang daftar umat Islam yang antri untuk melaksanakan manasik haji, maka alternatif pilihan bagi mereka yang belum pernah ke tanah suci, supaya lebih cepat dan lebih mudah ke Baitullah, pilihannya adalah mengambil program manasik umrah. Tentang masalah waktu pelaksanaan umrah ini, ada waktu yang dinilai istimewa, Rasulullah SAW bersabda;
“Melaksanakan umrah pada Ramadan, pahalanya setara dengan manasik haji bersamaku”. 
Dalam hadis lain beliau bersabda tentang pahala yang didapatkan pada Ramadan, “Siapa yang berpuasa Ramadan di kota Mekah, maka dicatat pahala baginya seribu bulan Ramadan di luar Mekah”. 
Atas dasar keterangan hadis nabi di atas, kalau saja ibadah ke Baitullah itu boleh dikiaskan dengan sistem pendidikan nasional sebagai kewajiban menimba ilmu. Maka program pelaksanaan haji dan umrah itu, seperti program pendidikan Srata Satu dan Diploma di perguruan tinggi. Manasik haji adalah umrah besar, sedangkan manasik umrah adalah haji kecil.

B.   ZIARAH KE MADINAH
Beberapa tahun yang lalu, ketika menyaksikan program siaran langsung tv, dalam acara khusus Salat Taraweh dari Masjidil-Haram, pada jam 01.00-03.00 WIB (21.00-23.00 WSA). Salah seorang pemirsa tv di tanah air saat menyaksikan siaran langsung Salat Taraweh tersebut, dia merasa terharu, kemudian berdoa kepada Yang Maha Kuasa,
“ Ya Allah, Ya Robby, Perkenankan hambaMu yang daif ini dan keluarga, pada suatu saat Engkau izinkan kami melaksanakan salat taraweh di Masjidil-Haram dan Masjid Nabawi, seperti mereka itu. Amien”
Alhamdulillah, pada tahun ini doa hamba tersebut dikabulkan Yang Maha Kuasa. Pada Rabu, 4 Agustus 2010, mereka berangkat meninggalkan rumah di Manggalarang Sidoarjo, menuju Pontren Amanatul Ummah di Siwalankerto Utara Surabaya. Mereka bergabung dengan rombongan jamaah Umroh Ramadan, yang  dipimpin langsung Dr. Syekh As-Saif Abd Chalim, dengan panggilan Kiai Asep,
Seusai salat Magrib, rombongan berangkat ke Bandara Juanda bersama-sama. Pada jam 20.45 terbang bersama Batavia Air Lines ke Jakarta. Setelah istirahat, sambil  menunggu beberapa jam di Bandara Soekarno Hatta, Kamis pagi jam 03.00 WIB sebelum Subuh berangkat terbang ke Jedah. Rombongan tiba di Bandara King Abdul Aziz pada jam 09.30 waktu Jeddah (13.30 WIB). Perjalanan dilanjutkan ke Madinah dengan menggunakan bis, menempuh jarak 530 km. Rombongan tiba di hotel Rawdah Madinah pada jam 16.00, persis masuk waktu Asar.
Pada saat Salat Magrib, malam Jumat, semua jamaah umrah berangkat ke Masjid Nabawi untuk mengawali program Salat Arbain. Salat berjamaah lima waktu ini dilaksanakan setiap hari, selama 8 hari berturut-turut. Program berakhir pada Jumat waktu salat Asar, tanggal 13 Agustus 2010, bertepatan dengan 3 Ramadan 1431. Dengan demikian, rombongan jamaah umrah berada di Madinah selama 9 hari, terhitung dari 5 sampai 13 Agustus 2010.
Selama di Madinah, rombongan berziarah ke beberapa tempat yang benilai sejarah dalam kehidupan Rasulullah, antara lain, berziarah ke masjid Quba, masjid  Qiblatain, masjid al-Fath, masjid Bilal, masjid Umar, masjid Usman, masjid Ali, masjid Abu Bakar, masjid Ijabah, jabal Uhud, kebun kurma, percetakan al-Quran, dan lain-lain. Di luar acara jamaah, kami sempat melihat sekilas kemegahan Universitas Islam Madinah, yang telah mencetak para ulama dan cendekiawan muslim dari pelbagai negara. Universitas Islam Madinah tersebut, termasuk salah satu pusat peradaban Islam di muka bumi.
Sebelum ziarah ke tempat-tempat tersebut, rombongan berziarah ke makam Rasulullah, Saidina Abu Bakar as-Sidik, dan Saidina Umar al-Farouk di dalam masjid Nabawi. Sesuai dengan tuntunan ziarah, para jamaah mengucapkan salam, “Assalaamualaika Ya Rasulallah Muhammad SAW, Assalamualaika Ya Saidina  Abu Bakar as-Sidik, Asaalamualaika Ya Saidina Umar al-Farouk, Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh”.
Ketika berada di Raudoh, beragam amalan dilaksanakan para jamaah, seperti solat, zikir, doa  dan baca al-Quran. Luas Raudah ini sekitar 300 m (15 x 20). Di dalam doa, dipanjatkan doa permohonan  keselamatan dan kebahagiaan duniawi dan ukhrawi (doa umum dan doa khusus), antara lain,
Ya Allah kami mohon ampunan segala macam dosa, dosa besar dan dosa kecil, dosa yang disengaja maupun yang tidak disengaja, baik yang pernah dilakukan kemarin dan hari ini, maupun yang kemungkinan terjadi pada hari ini dan esok hari”.
Selain itu, dimohonkan doa buat seluruh kaum muslimin, keluarga besar, tetangga, (dekat dan jauh), para sahabat dan handai tolan.
Ya Robby, mohon mereka dimudahkan berziarah ke Masjid Nabawi dan sekaligus ke makam rasulullah dan para sahabat, baik mereka yang pernah menunaikan manasik haji dan umrah, khususon bagi yang sudah lama berniat, tapi belum terwujudkan. Semoga mereka segera datang berziarah ke tempat yang suci ini”.
Semoga Allah SWT mengabulkan doa tersebut.
Masjid Nabawi tersebut, luas bangunannya sekitar 17 hektar, dengan halamannya seluas 40 hektar. Dalam catatan sejarah, masjid ini di masa nabi, luasnya hanya 1.000 m (30x35m).  Sekarang ini masjid Nabawi dibangun dengan serba modern yang dilengkapi dengan peralatan serba eletronik, seperti untuk fasilitas para jamaah naik  ke lantai atas menggunakan tangga escalator. Demikian pula turun ke lantai bawah untuk buang air kecil/besar, dan wuduk, juga menggunakan tangga eskalator. Termasuk kubah dan payung-payung yang tersebar di halaman masjid, dibuka dan ditutup dengan menggunakan remote kontrol.

 C.   MANASIK UMRAH
Seusai Salat Asar, rombongan meninggalkan hotel Rawdah menuju masjid Syajarah di Bir Aly. Dalam perjalanan, jamaah mampir  di Masjid Quba untuk salat tahiyatul masjid 2 rakaat, karena menurut wasiat Nabi Muhammad SAW, bahwa “Siapa yang salat 2 rakaat di masjid ini, nilai pahalanya setara dengan pahala sekali umrah”. Usai salat sunat, perjalanan dilanjutkan melihat keajaiban Jabal Magnit di luar kota Madinah.
Pada hari itu, jamaah umrah, sebelum memakai pakaian ihram, melaksanakan salat berjamaah, menjamak salat Magrib dan Isya di Masjid Bir Aly. Kemudian para jamaah mengikrarkan niat manasik Umrah, Labbaiyk Allaahumma Umrotan di atas  bis.  Pada jam 20.00 rombongan melanjutkan perjalanan ke Mekah yang jaraknya 430 km dari Madinah dan tiba di hotel Ghada Mubarok pada jam 01.00 pagi hari Sabtu. Setelah menaruh barang-barang di hotel, jamaah melanjutkan ibadah umrah, yaitu melakukanTawaf 7 putaran di Kakbah dan melaksanakan Sai dari bukit Sofa ke bukit Marwah di Masjidil-Haram, usai menjelang Salat Subuh. Setelah potong rambut sebagai tanda tahalul, maka tuntaslah manasik umrah yang pertama.
Manasik Umrah Ramadan tahun ini, diprogram sebanyak 7 kali oleh ketua KBIH Amanatul Ummah, Syekh al-Saif Abd Chalim, yaitu dihitung sejak pada Jumat 13 Agustus sd Kamis 19 Agustus 2010. Bilangan 7 kali umrah tersebut, sama dengan jumlah hari dalam setahun.
Pada Sabtu, sore hari menjelang Salat Asar, rombongan melakukan umrah yang kedua kali, dengan miqat di masjid Tan’iem, jaraknya dengan Masjidil-Haram sekitar 7,5 km sebelah utara Mekah ke arah Madinah. Luas areal kota Mekah sebagai tanah suci (al-Haram) mencapai 530.300 km2. Dengan itu, mereka yang melaksanakan salat di semua masjid dan hotel di wilayah Mekah, hakekatnya sama dengan salat di Baitullah.
Pada Senin, saat pelaksanaan program umrah yang keempat kali. Jamaah umroh megambil miqat di Masjid Jikronah, sekitar 22 km dari utara Masjidil-Haram. Pada hari itu, dari hotel berangkat jam 14.00 setelah salat Zuhur. Rentetan acara, yaitu dari dalam bis  jamaah umrah melihat  makam Ma’la, Gua Tsur, terus keliling di Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Lalu dilanjutkan ke Masjid Jikranah sebagai tempat miqat umrah, disini jamaah umrah melakukan salat sunah ihram 2 rakaat, lalu membaca niat manasik umrah.
 
D.             SILATURRAHMI DAN REKREASI
Sebelum pulang ke tanah air, jamaah umrah diajak Syekh As-Saif Abd Chalim silaturrahmi ke rumah Syekh Muhammad Ismail, seusai Salat Taraweh Rabu Malam. Di rumah beliau, jamaah mendengarkan pengajian, bersama para tamu yang lain dan ratusan santrinya yang dari Indonesia.
Syekh Muhammad Ismail ini adalah salah seorang ulama sunny keturunan Yaman di Mekah yang mengasuh ribuan santri. Beliau sering datang ke Indonesia berziarah ke berbagai pondok pesantren, termasuk Pontren Amanatul Ummah yang dipimpin Syekh As-Saif al-Amien di Siwalankerto Surabaya. Acara silaturahmi malam itu, ditutup makan sahur bersama dengan hidangan khas nasi Bukhari (semacam nasi kuning).
Seusai program 7 kali umrah yang direncanakan sejak dari tanah air. Rentetan acara di Mekah, pada Jumat diakhiri dengan aktivitas berziarah ke Jabal Nur. Jamaah berangkat dari hotel setelah Salat Asar. Menjelang magrib naik ke atas bukit, yang tingginya sekitar 600 m di atas permukaan laut. Tujuan utama adalah ingin melihat dari dekat lokasi Gua Hiro, yaitu tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali, Surat al-‘Alaq, pada 17 Ramadan 13 SH.
Pada Sabtu dinihari, jamaah umrah melaksanakan tawaf wadak di Baitullah (Kakbah), sebagai etika para muktamar (pelaku umrah) mohon pamit pulang ke tanah air. Seusai tawaf wadak, rombongan meninggalkan hotel di Mekah menempuh jarak 73 km menuju Jeddah. Jamaah umrah makan sahur di atas bis dan salat Subuh di masjid terapung di laut merah.
Pada Sabtu siang jam 11.45, jamaah umrah meninggalkan Jeddah naik pesawat Batavia yang kapasitas penumpangnya 300 orang. Para penumpang buka puasa di dalam pesawat kira-kira di atas Pakistan, 2,5 jam lebih cepat dari waktu Arab Saudi, atau 1.5 jam setelah Aceh berbuka. Rombongan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng pada Ahad, 22 Agustus 2010  jam 03.00 pagi, menjelang Subuh . Pada jam 06.15 WIB perjalanan dilanjutkan ke Juanda Surabaya.

E. BERDOA BERSAMA
  Syukur alhamdulillah, Ahad pagi, semua jamaah umrah dari Surabaya sudah tiba kembali di rumah masing-masing. Selama di tanah haram, semua hajat dan doa sudah disampaikan, baik doa khusus maupun doa yang umum. Semoga  semuanya terkabulkan, dan atas karunia Allah SWT, semua jamaah tetap sehat walafiat dan selamat. Dalam setiap kali manasik umrah,  selalu dikumandangkan doa bersama “Allahumma ij’al umrotana umratan mabruro, wa sa’yana sa’yan masykuro, wa tijarotana tijarotan lan taburo, wa dzanbana dzanban maghfuro, wa ’amalana amalan solihan, wa du’aana du’aan maqbula. Amien Ya Robbal Alamin”
Dalam setiap aktivitas, mulai rombongan berangkat dari pondok di Siwalankerto Surabaya ke Jakarta terus ke Madinah, Mekah dan Jedah sampai pulang kembali ke rumah masing-masing di Jawa Timur, jamaah selalu melakukan doa bersama yang dipimpin langsung Syekh As-Saif Abd Chalim. Selain itu beliau selalu memberikan fatwa dan penjelasan tentang berbagai hal, selama pelaksanaan Umrah Ramadan.
Rombongan kami berjumlah 32 orang (16 lelaki dan 16 perempuan), yang termuda anak lelaki yang baru berumur 12 tahun (putra Syekh As-Saif Abd Chalim) dan tertua lansia perempuan, yang  sudah berusia 84 tahun. Jamaah umrah dari KBIH Amanatul Ummah Surabaya ini, adalah bagian kecil dari ratusan ribu jamaah umrah ramadan tahun ini, yang datang dari seluruh penjuru dunia.
Setiap saat, umat Islam yang tawaf di Kakbah datang dan pergi, mereka itu bergerak terus tak pernah henti, seperti planet Bulan mengitari Bumi dan Bumi mengelilingi Matahari. Bismillahi Allahuakbar. Subhanallah, walhamdulillah wala ilaha il-lallah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar